Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan
A. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Kemiskinan
Ilmu
Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan
analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu
pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif.
Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang
sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada
ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan
sebagainya.
Teknologi
Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu
definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,
material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai
aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan
alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru
ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga
disebut sebuah teknologi.
Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah
teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana
menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan
pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat
melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan
hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah.
Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains
(science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan
satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata
sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang
materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti
makna ‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal
dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne,
bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa
Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni
terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup
tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik
non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode.
Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan
hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra
(2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur
yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu
dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Fenomena teknik pada masyarakat :
1) Fenomena
teknik pada masyarakat teknik, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri
sebagia berikut :
2) Rasionalistas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
3) Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
4) Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi
kegiatan teknis.
5) Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan.
6) Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
7) Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
8)
Otonomi artinya teknik berkembang
menurut prinsip-prinsip sendiri.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Ciri-ciri manusia yg berada di bawah
kemiskinan
mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak
memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
- Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan
sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
- Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
- Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas
- Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Komentar
Posting Komentar