Pemuda dan Sosialisasi
A. Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi
lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma
tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang
sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran
tersebut. Sedangkan spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah
dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap individu lain
dimanapun kita berada. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari
itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda.
Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi
dua yaitu :
1) Tindakan
positif yaitu jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang
berlaku.
2) Tindakan
negatif yaitu jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada,
seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari
individu lain, dan sebagainya.
Setelah individu
mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif, pastilah individu
tersebut berfikir atas tindakannya tersebut. Atas pemikirannya itu, akan
membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih memahami apa itu hidup
besosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari pembelajaran tersebut, suatu
individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan kemampuan dimana individu
bisa menempatkan dirinya di dalam hidup bermasyarakat.
B. Pemuda
dan Identitas
Pemuda adalah sebagai
generasi penerus yang diharapkan dapat mengisi pembangunan nasional. Lebih
menarik lagi, pada generasi ini memiliki permasalahan-permasalahan yang beragam,
jika permasalahan ini tidak di tindak lanjuti akan membuat para pemuda tersebut
kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan nasional. Oleh karena itu,
untuk menangani dan menindaklanjutinya perlu diadakan pembinaan dan
pengembangan generasi muda. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
disusun berlandaskan:
1) Landasan
idiil : Pancasila.
2) Landasan
konstitusional : UUD 1945.
3) Landasan
strategis : GBHN.
4) Landasan
historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdakaan Indonesia tahun
1945.
5) Landasan
normatif : Etika dan tata nilai, tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Berkenaan dengan
kenyataan di atas, memang sangat diperlukan penataan kehidupan pemuda karena
pemuda memainkan peran penting dalam pembangunan nasional karena sebagai
generasi penerus. Pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan
motivasi kepekaan terhadap masa dating sebagai bagian mutlak masa kini.
Kaum muda merupakan
suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu,
pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan
potensi mereka. Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dan
sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus
bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melaikan
dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para
pemuda. Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada
dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai
melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian
identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi di zaman yang serba
bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
terbentuknya jati diri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media
massa, bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media
massa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar,
perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila lain. Dari contoh
tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun
dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya
karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas sampai saat
ini. Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat
berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi
agar pemuda tidak kehilangan jati dirinya, yaitu:
·
Sangat dibutuhkan peran orang tua dalam
mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna.
·
Pendidikan agama dan akhlak yang mulia
juga harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh kedalam
tindakan kemaksiatan.
Oleh karena itu kita
sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa jangan sampai kehilangan identitas kita.
Marilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri agar kita dapat memajukan
bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang bermanfaat bagi agama dan
bangsa.
C. Perguruan
dan Pendidikan
Pengertian Perguruan
Tinggi, pemahaman kita dan kemampuan belajar yang lebih tinggi dalam usia
dewasa, setelah mengumpulkan sejumlah tahun keterampilan dan pengalaman
profesional. Ada alasan sederhana untuk itu. Pada remaja, ketika kami
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, kami tidak memiliki kapasitas dan
kedewasaan untuk mengerti bagaimana kita akan menggunakan dan menerapkan
pengetahuan yang kita sedang terkena. Jadi, Perguruan Tinggi untuk menghafal
palsu percaya bahwa kita belajar apa yang kita benar-benar menghafal. Namun,
tidak lama setelah itu, kita lupa banyak hal. Setelah mengumpulkan pengalaman
bertahun-tahun, kita memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi persis apa
yang akan memungkinkan kita untuk mencapai atau meningkatkan fungsi
professional. Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman lebih efisien. Sebuah
percakapan santai, sebuah buku yang bagus, atau bahkan pidato Perguruan Tinggi
demikian secara permanen tersimpan dalam pikiran kita tanpa menghafal yang
terlibat jika intelektual atau menarik secara emosional..
Komentar
Posting Komentar