Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan



A.   Pertumbuhan Penduduk

Apa itu pertumbuhan penduduk ? yaitu perubahan populasi sewaktu-waktu ataupun individu itu sendiri dari sebuah populasi. Penduduk suatu negara atau daerah itu dibedakan menjadi 2, yaitu :

  1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
  2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut


Dengan kata lain orang harus mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah yang lain. Pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas dimana mereka tinggal.

Contoh : Pada penduduk Indonesia yang setiap tahun selalu terjadi penambahan jumlah penduduk dengan jumlah yang sangat besar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan penduduk di Indonesia yaitu :

1)      Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban manusia terutama di bidang teknologi baru, pelayanan, pendidikan, komunikasi dan lain-lain.

2)      Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektualnya.

3)      Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan sumber alam serta dukungan yang di perlukan lainnya.

4)      Keamanan dan kestabilan negara terutama setelah pemerintah orde baru dengan titik perhatian utama kepada usaha di bidang pembangunan telah membawa pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Jika di biarkan akan berakibat buruk untuk masa-masa yang akan datang, karena semakin lama kepadatan penduduk ini terus bertambah. Ada pula beberapa negara membuat sebuah peraturan-peraturan untuk mengikuti program KB (Keluarga Berencana), termasuk Negara Indonesia yang di anjurkan untuk memiliki dua anak saja. Namu program ini masih bersifat pasif.

B.   Kebudayaan dan Kepribadian

Kepribadian ialah faktor kunci yang mendefinisikan keunikan dalam individu dan membentuk individu tersebut melalui sebuah kehidupan. Kepribadian bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi. Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Budaya ialah cara hidup. Budaya tidak hanya melihat berdasarkan nilai-nilai sadar kita, tetapi juga melihat asumsi dan percaya pada perkembangannya, dan juga budaya ini merupakan faktor penting dalam membentuk suatu kepribadian.

Secara umum kebudayaan dan kepribadian memiliki keterkaitan dalam kehidupan manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain, karena manusia tidak bisa hidup sendiri, oleh sebab itu manusia harus saling berinteraksi, dan membantu satu sama lain agar dapat hidup. Dan munculnya kepribadian dibedakan atas beberapa subkultur, diantaranya :

  • Etnis
  • Kelas Sosial
  • Agama
  • Keriteria Pekerjaan
Dari kecil kita mulai belajar bagaimana menjadi manusia melalui interaksi dengan orang lain dalam budaya kita. Tanpa adanya itu seorang anak tidak bisa menjadi makhluk sosial yang normal, karena tidak bisa mengembangkan bahasa, ataupun mengekspresikan emosional atau respon terhadap sosial. Kebudayaan tidak bisa dipisahkan dengan kepribadian, karena kebudayaan menengahi pikirian dan pengalaman manusia dalam bentuk interaksi sosial.

Ada hal-hal yang tidak bisa dihindari yaitu salahsatunya masuknya kebudayaan-kebudayaan asing yang dapat menggeser kebudayaan yang di miliki serta antusiasme masyarakat dengan budaya asing cukup besar, sehingga dapat menyebatkan kepribadian seseorang bisa berubah karena adanya budaya asing tersebut.

Menurut Soerjono Soekanto (2001: 206) ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seorang individu :

1)      Budaya khusus atas dasar faktor kedaerahan.

2)      Budaya khusus masyarakat desa dan kota.

3)      Budaya khusus kelas sosial.

4)      Budaya khusus atas dasar agama.

5)      Budaya khusus berdasarkan profesi.

C.   Kebudayaan Barat

Istilah “Budaya Barat” digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:

  • Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
  • Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
  • Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme
 Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.

Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.

Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Lokal

Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang hidup dan dimiliki oleh masyarakat diluar bangsa Indonesia. Kebudayaan asing sering dianggap sebagai kebudayaan yang datang dari  masyarakat barat, yaitu bangsa Eropa, Amerika, Jepang, Cina, India, Timur Tengah dan sebagainya. Masuknya budaya asing antar lain yang berkaitan dengan penerapan teknologi membuat budaya lokal mengalami perubahan
.
Menurut Koentjaraningrat, pengaruh kebudayaan asing yang ada di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

a)    Pengaruh kebudayaan Hindu

Kebudayaan Hindu masuk Indonesia sekitar ke 4M. pada masa itu, kebudayaan Hindu memiliki kekuatan yang besar dan serupa dengan kebudayaan barat pada saat ini. Kebudayaan hindu telah merambat dan mempengaruhi kehidupan. Hampir semua bangsa di dunia misalnya kebudayaan intelektual agama hindu yang mempengaruhi dunia asia tenggara, termasuk Indonesia.

b)    Pengaruh kebudayaan Islam

Agama Islam memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia di daerah yang tidak terpengaruh agama hindu. Misalnya di daerah Aceh, Banten, Pantai Utara Jawa, dan Sulawesi Selatan. Begitu juga dengan daerah seperti Sumatera, dan Pantai Kalimantan yang mengalami proses dan pengaruh yang sama.

c)     Pengaruh Kebudayaan Eropa

Pengaruh kebudayaan Eropa di Indonesia dimulai dengan adanya kolonialisme dan kapitalisme bangsa Eropa seperti Belanda dan Portugis. Belanda misalnya, menguasai beberapa pusat pemerintahan dan juga kota-kota pemerintahan seperti kota provinsi, kota kabupaten dan kota distrik. Kebudayaan asing secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kebudayaan nasional kita. Koentjaraningrat menyatakan perlunya syarat agar suatu unsur kebudayaan nasioal itu dapat memberi identitas kepada warga negaranya. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan rasa bangga kepada mereka.

Pada awalnya globalisasi ini disosialisaikan keseluruh dunia melalui cara kekerasan. Misalnya melalui penjajahan atas bangsa lain oleh bangsa Eropa dan Amerika. Ada pula cara damai yang ditempuh, misalnya dengan memakasa bahasa masyarakat Eropa, seperti bahasa Inggris, bahasa Perancis atau bahasa latin menjadi bahasa komuikasi bersama.




Komentar

Postingan Populer